Minggu, 12 September 2010

BUAT DinamicDNS UNTUK DVR STANDALONE / PC BASE



kita gunakan untuk mengontrol DVR dari jarak jauh dan juga tidak memungkinkan bila setiap kita ingin melihat CCTV harus meminta seseorang untuk melihat ip publiknya terlebih dahulu, disamping itu ISP yang menawarkan ip static yang tergolong mahal dan masih di compressi.

sebenarnya untuk menyiasatinya ini dapat berhasil sempurna tergantung dari modem, DNS ISP, dan DVR itu sendiri.

1. untuk dapat memulainya anda lihat di dalam menu DVR,
- Tekan tombol dvr menu pada remote DVR
- Masukkan admin password (jika ada)
- Pilih menu network dengan menekan tombol enter/select
- Kemudian lihat apakah terdapat menu DDNS (jika ada pilih)
- Posisikan fungsi DDNS menjadi enable
- masukkan host yang anda inginkan semisal ( ajbskediri.dyndns.org )
- masukkan username yang anda inginkan semisal ( cctv )
- masukkan password yang anda inginkan semisal ( kediri )
- pilih service DDNS posisikan Dyndns.com
- Save setting dan keluar dari menu dvr
- restart dvr.

2. beralihlah ke client komputer anda
- buat account di www.dyndns.com dengan klik sign in > create an account
- usernamenya sesuai yang anda masukkan di dvr semisal ( cctv )
- passwordnya juga sesuaikan dengan di dvr semisal ( kediri )
- isi dan patuhi persyaratannya.
- anda akan di minta untuk melihat inbox email anda
- lakukan verifikasi dengan mengklik link yang ada di email dari admin dyndns.com
- lakukan log in dengan menuliskan username dan password di kolomnya
- klik My Account
- pilih Add host service di brakedown / barisan bawah menu My Service
- masukkan hostname sesuai dengan yang di dvr semisal (ajbskediri)
- cari dan pilih host service dyndns.org
- klik Your current location's IP address is 125.164.19.171
- contreng Mail Routing
- klik add to cart
- klik Next >>
- klik activate service >>
- masuk ke menu start (jika anda memakai OS windows)
- masuk ke accessories pilih command prompt
- ketik ping(spasi)ajbskediri.dyndns.org tekan enter (ajbskediri.dyndns.org adalah host yang anda buat tadi)
- jika tampilannya reply from 125.164.19.171 4 kali ( maka sudah dapat digunakan)
- jika tampilan request time out ( maka anda perlu mendownload software dyndns)



- klik support pada layar atas web www.dyndns.com
- klik Download Now DynDNS@ updater 4.1.6 for windows 2000 or later
- tunggu sampai download selesai
- jalankan software updater dyndns
- masukkan username dan password account anda di www.dyndns.com
- contreng host anda
- tekan apply

Download AVTECH EagleEyes-lite




AVTECH EagleEyes-lite adalah aplikasi gratis untuk semua pelanggan terhormat dari AVTECH hanya untuk Corporation, EagleEyes-lite sangat mudah dan nyaman untuk digunakan, fitur yang kuat dengan desain antarmuka yang ramah pengguna.
Fungsi deskripsi:
1. Real-time streaming video langsung monitor remote IP-Camera dan DVR Device (AVTECH produk saja).
2. Dukungan DVR tunggal, Multi-channel monitor swithing.
3. Dukungan protokol TCP-IP.
4. Auto Re-login setelah melepas fungsi.
5. Dukungan video tipe seperti: MPEG4, H.264 untuk DVR / IPCAM.
6. Dukungan PTZ Control (Normal / Pelco-D / Pelco-P).
7. Tampilan Video rugi / Cover saluran.
8. Dukungan Push Pemberitahuan.


Panel sentuh fungsi deskripsi:

1. Satu sentuhan untuk beralih saluran.
2. Satu sentuhan untuk mengontrol PTZ HotPoint.
3. Double klik untuk Max Zoom In / Out.
4. Dua jari mencubit untuk PTZ Zoom In / Out.

Catatan: versi ini hanya mendukung 1 account addressbook.
Tentang AVTECH Corporation: Untuk menyediakan produk yang paling kompetitif adalah prestasi terbaik AVTECH Corporation dicapai tahun ini, juga memungkinkan AVTECH Corporation untuk menjadi pemenang di pasar.

AVTECH Corporation akan terus untuk menggabungkan pengalaman distribusi komponen semikonduktor dan keuntungan pemasok terkemuka surveilans keamanan. Dengan keunggulan ini,

AVTECH Corporation bersikeras mengembangkan teknologi dan terus mempromosikan digitalisasi nya, integrasi, dan produk jaringan. AVTECH pelanggan di seluruh dunia akan memberikan harga terbaik, fungsi yang terbaik, dan pelayanan terbaik.

Apa yang baru dalam versi ini:

1. Memperbaiki beberapa bug;
2. Mempercepat koneksi kecepatan;
3. Meningkatkan kehalusan layar;
4. Meningkatkan kinerja decode;
5. Memperbaiki masalah koneksi untuk AVC760;
6. Dukungan deteksi untuk status koneksi iPhone;
7. Memodifikasi Daftar Acara operasi.

Source


Estiminasi Harga Paket CCTV 16 Channel

paketcctv.jpg

Spesifikasi Paket CCTV 16 Channel Ekonomis

DVR DVR Avtech AVC AVD674 16 channel (bisa akses via internet)
CCTV Camera 16 unit camera AVTech KPC KPC132 / KPC133  / KPC136 ( pilih sesuai kebutuhan anda )
Hardisk 1 unit hard disk 1 Tb Seagate
Bonus Bonus kabel coaxial Avtech RG-6 maksimal 200 meter Bonus kabel power maksimal 200 meter
36 unit connector
Bracket camera CCTV

Fasilitas Pembelian Paket CCTV 16 Channel Profesional

  • Gratis setting network CCTV senilai Rp 500.000,-
  • Gratis perancangan detail design denah cctv (utk pembelian di atas 8 kamera) senilai Rp 1.000.000,-
  • Gratis training mengenai penggunaan sistem CCTV
  • Gratis tutorial instalasi CCTV (untuk pembelian tanpa instalasi)
  • Garansi resmi seluruh produk 2 (dua) tahun (kecuali adaptor garansi 3 bulan)
  • Gratis biaya kunjungan selama 1 (satu) tahun untuk wilayah Malang (apabila terjadi kerusakan/masalah, tekhnisi kami siap datang melayani anda maksimal dalam 2 x 24 jam setelah menerima laporan anda)
  • Free Survey dan Free Demo (untuk wilayah Malang dan sekitarnya)
  • Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia untuk pembelian tanpa instalasi ( dikirim via ekspedisi udara PT Mex Berlian, apabila tidak terjangkau oleh PT Mex Berlian akan dikirim via Tiki/JNE dengan dikenakan biaya tambahan )
  • Jika terjadi kekurangan kabel coaxial dikenakan biaya sebesar Rp 4.500,- / meter, kekurangan kabel power dikenakan biaya sebesar Rp 3.000,-/meter, banyaknya kekurangan kabel yang dibutuhkan akan diinformasikan saat dilakukan instalasi (pada kabel coaxial selalu tertera keterangan panjangnya kabel saat itu di setiap meternya, sehingga anda tidak perlu khawatir terjadi kecurangan dalam perhitungan kabel)
  • Akses internet disediakan pihak pembeli apabila ingin mengakses CCTV via internet
Harga:
Rp. 17.300.000 – tanpa instalasi
Rp. 20.500.000 – dengan instalasi

CARA OPERASIONAL DVR AVTECH KPD 674i and Highest


  1. CARA MELIHAT HASIL REKAMAN (Quick Search / Full List)

  1. Tekan List pada remote dvr
  2. Masukkan admin password ( 0000 ) / tekan Enter 5 kali
  3. Pilih menu Quick Search untuk melihat hasil rekaman lebih detail permenit
  4. Pilih salah satu channel dengan tombol right kemudian enter
  5. Akan terlihat di menu kalender tanggal yang berwarna hijau.
  6. Tentukan tanggal dengan menekan tombol enter
  7. Ketikan jam kejadian
  8. Pilih Submit untuk memulai melihat hasil rekaman
  9. Untuk mempercepat hasil rekaman tekan tombol FF
  10. Untuk Mengakhiri tekan tombol Stop


  1. CARA MEMBACKUP HASIL REKAMAN

  1. Tekan DVR MENU pada remote dvr
  2. Masukkan admin password ( 0000 ) / tekan Enter 4 kali
  3. Masuk ke menu SYSTEM
  4. Pilih USB BACKUP
  5. Tentukan tanggal berserta waktu awal ( start ) dimulainya kejadian
  6. Tentukan tanggal berserta waktu akhir ( end ) berakhirnya kejadian
  7. Pilih channel camera yang ingin di backup
  8. Setelah selesai pilih Back up kemudian tekan Submit.
  9. Masukkan Flashdisk ke USB port DVR jika muncul notice
  10. Tunggu hingga proses copy selesai tekan menu untuk keluar.
  11. Cabut Flashdisk dari slot USB


  1. CARA MENGGANTI TANGGAL DVR

  1. Tekan DVR MENU pada remote dvr
  2. Masukkan admin password ( 0000 ) / tekan Enter 4 kali
  3. Pilih Quick Set
  4. Pilih Time Date
  5. Tentukan Tanggal dan Jam Kejadian.


  1. CARA MENGGANTI PASSWORD ADMIN DVR

  1. Tekan Menu DVR pada remote dvr
  2. Masukkan admin password ( 0000 ) / tekan Enter 5 kali
  3. Pilih menu SYSTEM
  4. Pilih TOOLS
  5. Pilih Change Password ADMIN atau Operator
  6. Masukkan OLD PWD ( password default 0000 )
  7. Masukka NEW PWD.

Operasional DVR AVTECH Stand Alone MPEG4 (AVC-756 Series)

A. Cara Melihat Rekaman

- Tekan DVR Menu pada remote DVR
- Masukkan Password DVR 0000 (default)
- Tekan tombl Down pada remote DVR 5 kali ( Event Info ) tekan Right
- Pilih Quick Search dengan menekan tombol Enter
- Tentukan Tanggal, Bulan, Tahun dan Jam Peristiwa dengan tombol Right/Up/Down
- Setelah anda tentukan pilih Start dengan tombol Enter
- Untuk mempercepat hasil rekaman tekan tombol FF
- Untuk Mengakhiri tekan tombol Stop

B. Cara Memback Up Peristiwa

- Tekan DVR Menu pada Remote DVR
- Masukkan Password DVR 0000 (default)
- Tekan Down 6 kali dan buka Menu USB Back-up dengan tombol dan Right
- Pilih Back Up dengan tombol Enter DVR
- Contreng Camera yang akan di back up
- Tentukan Tanggal, Bulan, Tahun dan Jam pertama kali peristiwa terjadi
- Kemudian tentukan Tanggal, Bulan, Tahun dan Jam berakhirnya peristiwa terjadi
- Masukkan Flashdisk pada slot USB
- Pilih Start dengan tombol Enter untuk memulai back up
- Setelah selesai Tekan Tombol DVR Menu.

C. Untuk melihat DVR dengan Computer

- Install program Setup Video Viewer di Computer.
- Double Klik Video Viewer di Desktop Computer
- Akan muncul 2 Kotak hitam ( Address dan Control Anytime )
- Tekan Add pada Kotak Hitam Address
- Masukkan IP Address DVR semisal ( 192.168.1.334 )
- Masukkan User Name ( admin )
- Masukkan Password ( admin )
- Kemudian klik Apply
- Di Kotak hitam Address akan muncul IP Address anda semisal ( 192.168.1.334 )
- Double klik IP Address Anda
- Tunggu hingga Camera Muncul.

D. Jika Salah Satu Camera dilayar Monitor Muncul Video Loss

- Check Apakah Connector BNC di Belakang DVR lepas
- Check installasi Cable Video Belden dan Cable Power Camera
- Lihat dan sentuh Adaptor Camera jika terasa Hangat berarti masih berfungsi
- Kemudian coba lihat Cameranya LED-nya menyala atau tidak.

Sabtu, 11 September 2010

Permasalahan DVR


Seperti diketahui bersama, DVR menggunaan hard disk sebagai media penyimpanan video yang umumnya dioperasikan selama 24 jam non-stop. Recording sendiri pada intinya adalah proses menulis ke dalam hard disk, sehingga bisa dibayangkan betapa seringnya jarum hard disk bergerak dari satu sector ke sector lainnya. Proses ini berlangsung terus-menerus selama recording berjalan. Dampaknya adalah terjadi penumpukan panas yang berlebihan pada hard disk (overheat).
Di sisi lain, kebanyakan standalone DVR belum memiliki kehandalan yang setara dengan PC dalam hal management penyimpanan data. Pada PC penyimpanan data diatur secara rapi oleh Sistem Operasi yang dipakai (misalnya Windows, Linux dan lainnya) melalui apa yang dinamakan dengan File Allocation Table (FAT). Sedangkan pengaturan data pada standalone DVR ini tidaklah secermat PC. Dampak dari kelemahan ini adalah data rekaman menjadi rentan terhadap fragmentasi (datanya bercerai berai).
Overheat dan Fragmentasi diduga kuat sebagai 2 penyebab utama dari masalah yang sering muncul selama pemakaian DVR. Adapun masalah yang sering dikeluhkan customer adalah:
- DVR suka me-restart sendiri.
- DVR tidak bisa dioperasikan (tombol-tombol macet).
- Rekaman pada tanggal tertentu hilang / tidak bisa diputar ulang (playback).
- Gambar membeku saat playback.
- Gambar hilang (blank), baik saat Live maupun Playback.
Data dari Departemen Servis SAGT menunjukkan, bahwa masalah hard disk menjadi faktor penentu kestabilan kerja DVR. Tidak sedikit masalah DVR yang diselesaikan “hanya” dengan melakukan format ulang pada hard disk, baik format dari menu DVR-nya sendiri ataupun format low level. Setelah hard disk diformat ulang, DVR menjadi normal seperti sediakala. Pertanyaan yang muncul sekarang adalah: mengapa bisa demikian?
Dari sejarahnya hard disk memang hanya dirancang untuk PC, bukan untuk DVR yang terus-menerus merekam (menulis) data tanpa henti. Pada PC yang terjadi justru kebalikannya, yaitu hard disk lebih banyak dibaca daripada ditulis. Jika ada yang bertanya, bukankah proses menulis dan membaca itu sama saja membuat jarum hard disk bergerak menjelajahi piringannya?
Jawabannya memang benar, tetapi sejak dulu para insinyur PC telah membuat teknik khusus agar hard disk tidak dibaca langsung secara kontinyu. Teknik ini dikenal dengan istilah “caching”, dimana hasil pembacaan hard disk disimpan dulu di dalam memori (baca: RAM). Processor akan membaca data dari RAM, bukan dari hard disk lagi. Perhatikanlah dengan seksama lampu indikator hard disk pada PC kita. Apakah ia sering berkedip-kedip cepat atau sering mati? Semakin sering lampu ini mati, semakin baik. Artinya, proses caching sudah bekerja, sehingga hard disk bisa istirahat sejenak atau bahkan dalam waktu lama, tergantung dari besarnya RAM yang dipasang. Selama data yang diperlukan masih ada di dalam memori, processor akan mengambil data ini dari sana, bukan dari hard disk.
Kembali pada kasus DVR. Pernahkah hard disk pada DVR ini istirahat? Jika pernah, maka tentu saja pada saat DVR sedang stop (tidak merekam) atau powernya mati. Di luar itu, maka hard disk DVR akan bekerja keras selama 24 jam non-stop. Perhatikanlah lampu HDD pada DVR selalu berkedip-kedip. Hal ini menandakan, bahwa hard disk sedang ditulisi oleh data. Penulisan data secara berlebihan (excessive) seperti ini akan menimbulkan panas yang tinggi, sebab DVR merekam secara “direct to disk”. Inilah jawaban kami mengapa temperatur hard disk menjadi penentu stabil atau tidaknya kerja DVR.
Sebagai informasi tambahan, beberapa produsen hard disk ternama telah mengeluarkan hard disk yang dikhususkan untuk aplikasi DVR (Surveillance). Sebut saja SV35 Series™, Barracuda® ES dan EE25 Series™ dari Seagate atau WD AV, WD AV-GP dari Western Digital. Pada DVR faktor thermal (panas) yang ditimbulkan oleh hard disk menjadi isu yang penting saat ini. Hal ini semakin memperkuat keyakinan kami, bahwa kehandalan hard disk memegang peranan penting.
Sayangnya hard disk khusus untuk DVR saat ini masih terbilang jarang dijumpai di pasaran lokal. Boleh jadi karena banyak orang yang belum mengetahuinya atau mungkin disebabkan aplikasi DVR masih sangat sedikit dibandingkan kebutuhan hard disk pada PC. DVR-DVR yang beredar saat ini kebanyakan masih menggunakan hard disk biasa yang sebenarnya diperuntukkan untuk PC.
Namun demikian, berikut ini ada beberapa Tips yang bisa membantu dalam mengoperasikan DVR dengan tenang dan bebas masalah.
1. Biasakanlah menghitung kapasitas hard disk dan kebutuhan waktu perekaman
Langkah ini jarang dilakukan, padahal sangat penting. Perkiraan bisa dimulai dari kapasitas hard disk yang ditawarkan atau berdasarkan kebutuhan rekaman customer, misalnya 1 minggu atau 1 bulan. Gunakan utility Space Calculation dari CNB atau program lain yang sejenis.
Contoh:
DVR Standalone SDF-1212 4 Channel dengan kapasitas hard disk terpasang 250GB akan dioperasikan penuh pada mode Continuous (24 jam) dengan resolusi 360x288, quality High dan frame rate 25 fps. Maka berdasarkan data di atas, kita bisa memperkirakan kapan waktu rekaman habis, yaitu hanya 5.8 hari saja (kurang dari satu minggu).
2. Lupakanlah Hard Disk Kapasitas Besar
Hard disk “kecil” antara 80 - 160 GB untuk kebanyakan aplikasi rumah dan pabrik skala kecil sudah cukup memadai. Sebagai ilustrasi, satu hard disk 160GB sudah cukup untuk merekam 16 channel selama 1 minggu pada kecepatan 5 fps seperti terlihat pada hasil perhitungan di bawah ini. Hard disk ukuran kecil pada umumnya lebih tahan lama (durable) dan mudah ditangani. Jika sulit diperoleh di pasaran, pilihlah hard disk yang berkapasitas di bawah 300GB.

3. Biasakan mencatat waktu awal rekaman ataupun saat memulai rekaman baru
Inipun jarang dilakukan, padahal cukup mudah. Tinggal menulis tanggal dan jam di atas kertas, kemudian simpan di atas DVR sebagai pengingat.
4. Sebaiknya pilihan Overwrite dibuat OFF
Tips ini terdengar aneh sekaligus merepotkan, tetapi tidak ada salahnya jika diterapkan. Argumentasinya, jika pilihan ini dibuat ON, DVR akan kesulitan dalam menentukan track awal pada saat memulai rekaman baru, karena track-track tadi sudah berisi data. Akibatnya terjadilah fragmentasi yang akan berujung pada timbulnya masalah.
5. Segera lakukan proses backup saat ada peristiwa penting
Hal ini dimaksudkan agar momen penting yang tersimpan lama di hard disk dapat diselamatkan pada saat DVR macet.
6. Formatlah hard disk sebelum melakukan rekaman baru
Jika sibuk, usahakan menunjuk orang lain yang bisa melakukan hal itu. Pastikan peristiwa yang penting sudah di-backup.
7. Khusus untuk DVR PC Base, manfaatkanlah fungsi Auto Reboot
Hal ini akan membuat resource pada PC menjadi fresh kembali.
Kesimpulan
Pada intinya DVR tidak bisa dibiarkan bekerja tanpa pengawasan dan pengontrolan. DVR apapun merk dan kualitasnya, perlu ditinjau secara berkala sesuai dengan lamanya waktu hard disk habis. Jika ditetapkan 1 minggu, maka “luangkanlah waktu” untuk melihat isi rekaman dalam minggu yang sama. Setiap kali ada momen penting, segeralah lakukan backup. Jika tidak ada, lakukanlah format ulang hard disk sebelum memulai rekaman yang baru. Untuk alasan itulah, maka sebaiknya pilihan Overwrite dibuat OFF.
Semoga tips ini bermanfaat. Selamat mencoba.
Special Thanks : Bp. Mirza SAGT Bandung

BAGAIMANA 3 DVR DI ACCESS DALAM SATU LOKASI

Apakah kita perlu membuat 3 hostname berbeda di DynDNS ataukah cukup dengan satu hostname saja? Sekadar penyegaran, maka yang disebut hostname adalah nama yang kita buat di DynDNS (atau layanan DDNS lainnya), seperti: dvrkantor.mine.nu, dvr.dvrdns.org dan sebagainya. Bagi yang ingin refreshing silakan rujuk pada uraian mengenai perbedaan DNS dan DDNS di sini.

Setelah memahami apa itu WAN IP dan mengapa diperlukan DDNS, maka point terpenting dalam access DVR ini sebenarnya adalah Port. Ya, Port. Sebab Port-lah yang "dilihat" oleh aplikasi remote DVR. Apa itu Port? Wah, kalau pertanyaannya seperti ini, terus terang kami agak nervous dalam menjawabnya. Bagi kami yang terbilang awam, maka Port adalah alamat virtual (semu) yang hampir dapat diisikan dengan angka berapa saja (kecuali angka yang dikhususkan untuk aplikasi tertentu). Isian Port ini terdapat pada menu Network Setting setiap DVR, baik jenis Standalone maupun PC Base. Perbedaannya, pada DVR Standalone umumnya hanya diminta satu isian Port saja (misalnya 5445 dan lainnya), sedangkan pada PC Base ada yang sampai 4 (empat) isian Port, misalnya: 9001, 9002, 9003 dan 9004. Namun, berapapun banyaknya isian Port, yang jelas semua alamat Port ini harus dimasukkan ke dalam list Virtual Server pada modem ADSL. Perhatikanlah contoh diagram di bawah ini:





Diagram di atas memperlihatkan bagaimana 3 DVR di satu lokasi akan di-access oleh laptop/PC di lokasi lain. Syarat utama agar ketiga DVR ini dapat di-access adalah:


1. Kita harus membuat satu account di DynDNS, sehingga memiliki:
- Hostname : mis. dvrkantor.dvrdns.org atau terserah kita.
- Username : yaitu nama Login kita di DynDNS.
- Password : yaitu password kita di DynDNS.


2. Kita harus memasukkan ketiga parameter di atas ke dalam menu Network setiap DVR. Contoh isiannya seperti ini.


3. Isian parameter lainnya pada tiap DVR kita adalah sama, kecuali IP Address dan Port yang harus dibuat berbeda antar DVR (lihat diagram).


Setelah melakukan setting pada DVR sesuai dengan contoh di atas, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan IP DVR dan Port ini ke dalam menu Virtual Server yang ada pada modem ADSL (contohnya TP-Link TD-8840). Caranya: masuklah ke menu Advanced Setup -- pilih NAT -- Virtual Server, lalu klik Add. Contohnya sebagai berikut:







Jika masing-masing sudah di-Save/Apply dengan benar, maka kita akan memperoleh daftar Virtual Server lengkap seperti ini:


4. Lakukanlah verifikasi Open Port dari PC/Laptop yang berada dalam satu jaringan lokal dengan masuk ke situs http://canyouseeme.org. Pastikan DVR dalam keadaan On dan tersambung dengan ADSL modem. Pada kolom What Port isikanlah 5445 dan lihatlah apakah Success atau Error. Demikian juga untuk Port 5446 dan 5447.


5. Jika semua Port telah Success, maka kita bisa langsung meng-access setiap DVR, baik satu per satu maupun secara simultan, yaitu sebagai berikut:
- Untuk DVR1 --> http://dvrkantor.dvrdns.org:5445
- Untuk DVR2 --> http://dvrkantor.dvrdns.org:5446
- Untuk DVR3 --> http://dvrkantor.dvrdns.org:5447

Penutup
Untuk jumlah DVR yang lebih banyak, maka kita hanya perlu membedakan Port-nya saja. Kabar baiknya adalah kita bisa meng-access semua DVR secara simultan tak ubahnya seperti membuka beberapa situs di internet sekaligus. Namun kabar buruknya adalah, access DVR yang "jor-joran" seperti itu jelas akan memboroskan bandwidth. Jadi jangan heran jika gerakannya akan sangat lambat. Tetapi untuk sekadar menambah wawasan pengetahuan, bolehlah!


Terakhir, teknik ini bisa diterapkan sekalipun ketiga DVR tersebut berasal dari merk berbeda, bahkan jika salah satunya adalah DVR PC Base. Dengan demikian kita bisa melakukan test (benchmarking) untuk mengetahui DVR mana yang gesit dan mana yang lelet. DVR yang smart adalah DVR yang "survive" memanfaatkan keterbatasan bandwidth, bukan DVR dengan feature melimpah, namun "tidak berdaya" saat menghadapi bandwidth kecil. Pertanyaannya apakah ada DVR mewah tetapi "tewas" di tengah persaingan bandwidth? Jawabannya ada dan untuk itulah diperlukan adanya benchmark test.

source : tanyaalarm.blogspot.com